Ketika aku mulai memikirkan hal itu..

Dear ;

~Kamu~

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.

Tabir yang terkibar itu hanya tersingkap sesaat. Tatkala pertama aku menangkap bayangan wajahmu. Ditemani purnama yang hanya menerangi sebelah pipi, bibirmu menyuggingkan sebuah senyum magis. Senyum yang menyihirku! Terpana aku sesaat. Aku seperti kehilangan diriku. 

Detik itu juga seketika jiwaku tahu. Seperti bisikan Wahyu: ‘Inilah belahanku”.

Seorang lelaki adalah jiwa yang terbelah, yang senantiasa mengembara hingga menemukan serpihannya.

Aku ingin katakan padamu betapa indahnya hariku setelah melihatmu. Pagi ini kudapati dimuka jendela, sekuntum anggrek bulan melambai oleh jatuhnya tetes embun terakhir. Putih, lebih berseri dari pagi-pagi sebelumnya. Begitu anggun menyembul di antara hijau daun-daun. Seekor kupu-kupu raja terbang berputar, memendang kagumengan menyentuhnya. Tak ingin mengoyak kecantikan sang bunga. Lalu mentari pagi datang menghampiri dan membelai lembut dengan juluran lidah-lidah cahayanya.

Dapatkah engkau bayangkan betapa seluruh alam tampak lebih indah dari biasanya.

Seolah menguatkan isyarat akan bertautnya kembali dua belahan jiwa.

Kini, dengan bulat hati aku akan mengatakan padamu. Aku meminta ijin padamu untuk mengisi labirin-labirin hatiku dengan senyummu. Dan menghadirkan segalanya tentang dirimu dalam mimpi-mimpiku.

Telah sekian lama pencarianku, menyusuri lorong-lorong gelap berliku. Kini aku telah sampai di muara. Mari kita lipat lembaran kertas ini menjadi perahu. Bantulah aku membentangkan layarnya, lalu biarkan angin utara mengantarkan kita. Ke seberang pantai, sebuah pulau mungil.

Pernahkah engkau mendengar, disana ada reruntuhan istana pasir yang dibangun oleh sepasang merpati. Sebenarnya istana itu memang belum selesai ketika tautan suci hati mereka akhirnya terenggut. Prasasti kasih abadi.

Kita akan menyusun kembali puing-puing itu dan menyelesaikannya sebagai istana.

Kupahatkan namamu pada kubah tertinggi, lalu kita ukir bianglala di kaki langit.

Sempurna!

Jika engkau mengatakan “ya”, bangunkan aku esok hari dengan senyummu. Atau biarkan saja aku terlelap dalam mimpi ini untuk selamanya.

Menantimu..

Dengan segenap jiwa

About aanmokodongan

(kosong aja dulu)

Tinggalkan komentar