Kau Terindah Jangan Resah

GambarGadis itu pasrah. Sejak tadi dia mandangin jerawatnya segede jagung manis, nangkring di pipi kirinya. Sementara pipi kanannya masih terhias oleh tahi lalat yang cukup besar. Dia benar benar depresi!

Sudah bukan rahasia kalau anak muda paling suka memerhatikan penampilannya. Penampilan sedetail mungkin akan dipersoalkan. Make up, dandanan, pakaian dan tren yang sedang berkembang menjadi perhatian mereka. Dari mulai rambut, akan dipermak sebagus mungkin. Dimodikasi bagian depannya, belakangnya, bahkan kanan dan kirinya. Bila perlu diberi semir, bukan semir roti loh, tetapi semir dengan aneka warna. Ada yang kuning, biru, bahkan hijau juga ada. Mirip reboisasi deh!
Soal kulit juga menjadi sorotan utama. Apakah kulitnya selama ini kering, kering banget, atau berminyak, atau mengandung pigmen yang tidak baik. Mereka bakalan malu keluar rumah bila kulit mereka nampak gelap. Mirip seperti pembalap, pemuda berbadan gelap! Untuk itulah kenapa banyak pabrikan kosmetik menjadikan mereka sasaran empuk. Sebab anak muda suka galau dengan penampilan kulitnya. Sekali lihat iklan di tivi, langsung kepengen beli. Produk aneh dengan iklan super ngibul. Sekali oleh, kulitnya diilustrasikan langsung memutih dalam beberapa pekan.

Mereka nggak sadar kalau ilustrasi iklan itu hanya permainan grafis komputer. Pikir mereka itu juga bakalan terjadi pada diri mereka. Tapi ternyata sama sekali jauh panggang dari api.

Suka Ngeluh
Seringnya kita sebagai anak muda, adalah mengeluh terhadap ciptaan Allah. Kita ngeluh kalau punya fisik yang tidak indah. Tubuh yang tidak proporsional dan penampilan yang tidak menarik. Kita mengeluh soal hidung yang tidak semancung orang Eropa. Bukankah hidung kita malah sangat eksotis. Sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Coba bayangin aja kalau hidung kita kayak orang Eropa. Bisa bisa kita masuk angin terus karena lubang hidung yang terlalu besar.

Kita juga mengeluh soal rambut kita yang tidak selurus rambut orang lain. Dilahirkan dengan rambut yang agar unordinary alias engga biasa dan engga umum dengan yang lain membuat kita minder. Padahal di situlah letak istimewanya kita.

“Dialah yang membentuk kalian di dalam rahim sebagaimana yang Dia kehendaki. Tiada ilah yang berhak disembah selain Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahasempurna hikmah-Nya.” (Ali ‘Imran: 6)

Semua yang Allah ciptakan pada kita adalah anugerah bagi kita. Jadi jangan disia siakan dan jangan dicela. Mengeluh hanya menunjukkan ketidaksyukuran kita terhadap nikmat Allah ini. Apapun, terima dengan lapang dan segeralah beramal.

Apa yang nampak di kita secara tidak sempurna, mungkin saja malah dipuji dan dihargai oleh orang lain. Mungkin bagi kita apa yang kita miliki tidak menarik hati. Tapi bagi orang lain bisa jadi malah membuat mereka terpesona. Jadi lebih kepada bagaimana melihat dari sudut pandang yang positif saja.

Jangan ngerasa minder dong kalau ada yang nyela wajah kita. Atau jangan juga merasa sombong kalau ada yang muji muji wajah kita. “Wah, kamu cakep banget.” Yakinlah pasti di sebalik pujian ada sesuatu yang diniatkan. Kalau dipuji semacam itu, jangan merasa sombong. Semuanya dari Allah dan bakalan balik ke Allah juga.

“Dialah Allah Yang Maha Menciptakan, Yang Maha Mengadakan, dan yang membentuk rupa.” (Al-Hasyr: 24)

Maka yang menjadi penting sekarang adalah untuk menghargai setiap kelebihan yang kita miliki. Mau pesek atau mau mancung tergantung pada kita menyikapinya. Tidak ada alasan orang lain untuk merendahkan kita hanya karena fisik yang tidak menarik dan tidak gagah. Karena Allah juga tidak pernah melihat hambaNya dari rupa. Tetapi Allah melihat pada ketakwaan seseorang.

Sayangnya nih, media televisi dan yang lain, lebih memosisikan anak muda yang cakep lebih tinggi derajatnya dari anak muda yang engga cakep. Industri hiburan membuat mereka berpikir semacam itu. Suara keren bakalan ngga dianggap asalkan mereka punya wajah yang menawan. Industri kerjaan juga semacam itu. Dalam mencari karyawan pasti dicantumkan tulisan “berpenampilan menarik”. Sehingga yang merasa tidak menarik ngga bakalan dapat tempat deh.

Rasulullah n pun pernah bersabda:
إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَامِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ

“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada fisik maupun bentuk kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati kalian.” (HR. Muslim no. 1987)

So jangan pernah minder dan merasa kecil hati. Kita tidak akan dilihat oleh Allah karena fisik kita seperti apa. Tetapi justru karena hati kita semacam apa. Apakah hati kita mulia, ataukah hati kita penuh dengan kejahatan.

Pernahkah kalian dengar kisah seorang shalih yang dimuliakan bukan karena fisiknya tetapi karena hatinya? Lihatlah bagaimana Allah menganugerahkan kemuliaan kepada seorang bekas budak yang tak memiliki ketampanan, bahkan dirinya memliki berbagai cacat dan kekurangan. ‘Atha’ bin Abi Rabah, seorang tabi’in, bekas budak asal Afrika yang berkulit hitam, pesek hidungnya, jelek parasnya, buta sebelah matanya lagi pincang kakinya. Namun dia adalah seseorang yang merupakan salah satu tonggak ilmu, agama, kebaikan, dan keteladanan. Dia amat disegani oleh seluruh kalangan, bahkan oleh khalifah sekali pun. Penguasa saat itu, Khalifah Sulaiman bin Abdil Malik, mengakui kehinaan dirinya di hadapan seorang ‘Atha’ bin Abi Rabah. (Waratsatul Anbiya’, hlm. 33, 118)

Lalu sekarang kenapa kita masih saja harus mengeluh soal fisik kita. Syukurilah kelak apa yang kita miliki akan menjadi sebuah kemuliaan di sisi Allah. Kita tidak sempurna, lalu mau apa? Yang penting kita tetap mulia dengan akhlak dan iman kepada Allah.

(dimuat di majalah OPENMINDS edisi 4)

Sumber: http://blog.burhanshadiq.com/kau-terindah-jangan-resah.html

About aanmokodongan

(kosong aja dulu)

Tinggalkan komentar